Pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini membuat kondisi dan proyeksi perekonomian menjadi semakin suram, mulai penurunan pendapatan dan daya beli, hingga pada sektor UMKM terjadi penurunan aktivitas bisnis hingga Penutupan Usaha. Dampak ini juga berdampak pada sektor koporasi terjadi terjadi penurunan permintaan, pengurangan produksi, PHK, kesulitan cash flow dan permintaan restrukturisasi kredit, hingga penurunan investor asing dalam hal investasi, hingga pada sektor perbankan terjadi masalah likuiditas karena permintaan restrukturisasi kredit, penurunan solvabilitas, tekanan kepada pasar uang dan modal serta ancaman terhadap stabilitas sistem keuangan selain nilai tukar mata uang.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi bulan Maret 2020, OECD memperkirakan pertumbuhan berada di 2,4%, maka baru-baru ini OECD memprediksi pertumbuhan ekonomi Juni pada level sekitar minus 6%- 7,6% . Ini mencerminkan magnitude dari krisis yang jika tidak ditangani dengan kebijakan fiskal dan strategi pembiayaan yang efektif akan mengakibatkan resesi ekonomi yang lebih dalam.
Disamping negatif tersebut bagi generasi muda, pandemi telah terjadi ujian ketahanan dan kemampuan beradaptasi pemuda. Selama jarak social (social distancing) dan belajar secara daring (online). Berdasarkan data survei Asean Youth Survei 2020 Edisi Juli 2022: COVID-19 – The True Test of ASEAN Youth’s Resilience and Adaptability Impact of Social Distancing on ASEAN Youth Oleh Work Economic Forum (WEF). Remaja dan Pemuda telah menunjukkan kemampuan untuk beradaptasi dengan ini tantangan baru dengan meningkatkan digital secara signifikan, penggunaan, mempelajari keterampilan baru, berpikir kreatif dan mengembangkan model bisnis baru.yang diprediksi akan tetap bertahan melampaui era pandemi.
Pemuda dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi atau lebih terbukti lebih tangguh. Mereka yang berusia antara 26 dan 35 lebih cenderung mencontoh inovasi baru model bisnis atau cara baru untuk meningkatkan pendapatan sebagai pembelajaran utama mereka dari jarak social. Sedangkan yang berusia antara 16 dan 25 tahun lebih cenderung melaporkan telah mempelajari keterampilan baru sebagai kunci mereka pembelajaran dari jarak sosial, yang berbicara kepada kecekatan mereka.
Provinsi Kalimantan Timur saat ini mengalami bonus demografi, data tahun 2019 penduduk usia 15-64 tahun sebanyak 69,53%. Ini modal bagi Kaltim berkembang kearah produktifitas, misal dalam sektor industri kreatif dan tumbuh Pengusaha Muda yang telah beradaptasi dan menumbuhkan kreatifitas dan model bisnis baru.
Pendapat ini di pertegas Muhammad Zaini, Pakar Bisnis dari Univesitas Mulawarman, saat ini sebagai Ketua Prodi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman kepada Warta Kaltim :
“Di tengah pandemi dan makin tumbuhnya digitalisasi ekonomi dan bisnis saat ini, pengusaha muda kita semakin dihadapkan pada persaingan yang makin ketat dan tajam. Persaingan mulai dari menghadapi kompetitor lokal, regional sampai tingkat global”
“Di era ekonomi dan digital, pengusaha muda kita khususnya di Kaltim, makin adaptif dengan mengembangkan kreativitas, dan inovasinya, dengan memanfaatkan teknologi informasi, dan jaringan online, guna mengembangkan kemitraan strategis, untuk menciptakan keunggulan melalui kemudahan akses, kualitas layanan juga berbagai jaminan dan daya saing harga untuk mencari, merebut dan mempertahankan konsumen/ pelanggannya.”
“Kabar baiknya di tengah resesi ekonomi nasional dan global, sebagai dampak pandemi, ekonomi dan bisnis Kaltim masih tumbuh positif” Tegas Zaini.