NEWS:

  • Survei Kesiapan Nataru, Jasa Raharja, Korlantas Polri, dan Stakeholder Terkait Matangkan Rekayasa Lalu Lintas di Jawa Tengah
  • Pastikan Kesiapan Operasi Lilin Lodaya 2024, Jasa Raharja dan Korlantas Polri Survei Jalur Nataru di Jawa Barat
  • Penuhi 64 Kriteria, Jasa Raharja Terima Sertifikasi SMK3 dari Kemnaker RI
  • Jasa Raharja Pastikan Seluruh Korban Kecelakaan Beruntun yang Libatkan Truk Trailer di Semarang Terjamin Santunan
  • Kembangkan Desa Wisata Berkeselamatan, Jasa Raharja Luncurkan Program Beta-JR di Desa Karangrejek

Hasil Riset: Di IKN Etno-Demografinya Relatif Kondusif Walaupun Fraksionalisa Etnis Tinggi, Polarisasi Etnis Slighly HighSAMARINDA- Berdasarkan hasil Indeks Polarisasi Etnik di IKN, karena polarisasi yang moderat ada di indeks 0,46-0,54 maka Indeks 0,61 lebih dekat dengan Moderat dari pada ke High (tinggi), sehingga secara umum Etno-Demografinya relatif kondusif hal ini dikatakan I Ketut Gunawan Peneliti Fraksionalisasi Etnik dan Polarisasi Etnis IKN. Dalam Seminar Nasional Fraksionalisasi Etnik dan Polarisasi Etnis IKN. Seminar yang memberikan perspektif mengenai Fraksionalisasi dan Polarisasi etnis di IKN yang disandingkan dengan etnopolitik di Papua serta Etnitas dan Nation Building di Indonesia.

Seminar menghadirkan narasumber (1) I Ketut Gunawan materi Fraksionalisasi Etnik dan Polarisasi Etnis IKN (2) Mabawi A. Katon Materi Etnitas dan Nasional Building  dan (3) Hironimus Hilapok materi Etnopolitik di Papua. Acara ini dimoderatori Mohammad Taufik.(Dosen Fisip Unmul)

Acara diselenggarakan Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip Unmul bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Mulawarman (LP2M Unmul), BiMA, dilaksanakan di ruang serbaguna Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman (Fisip  Unmul) Senin, 6/11/2023.

Ketut Gunawan Ketua Tim Peneliti Program studi Ilmu Pemerintahan Fisip Unmul Menjelaskan Bahwa Indonesia Negara Multi Etnis terdiri 1333 Suku dan Sub suku (ethnoc groups) sedangkan di Kaltim merupakan Provinsi Multi etnis terdiri dari 434 suku dan Sub suku, 274 Kelompok etnis.

“Wilayah Multi etnis rentan konflik etnis, keberagaman sehingga kita perlu dikelola dengan strategi pengelolaan keberagaman yang efektif (bagaimana Nation bulding? – state building), perlu dipahami karakteristik etnis, relasi etnis, potensi ketegangan/ konflik etnis untuk langkah -langkah  mitigasi dan antisipasi” Tutur Iketut

Photo Ketua IP dpemateri dan Moderator"Didasarkan Teori Montavo JG Reynal- Querol M mengenai Struktur Etnis yaitu Fraksionalisasi Etnis dan Polarisasi Etnis,  Fraksionalisasi Etnis dimaksudkan untuk mengetahui tingkat dari masyarakat berbagi-bagi ke dalam kelompok-kelompok ini satu disting group, Seperti Fraksi-faksi di DPR. Polarisasi etnis dimaksud di sini adalah terkait dengan antagonisme. dimana hasil kaitan antara identifikasi grup dengan kelompok size (jumlah anggotanya) dan juga problem keterasingan" Tutur I Ketut

Pertanyaan penelitian Kami: (1) Bagaimana peta fraksionalisasi dan polarisasi etnis di IKN? (2) Bagaimana potensi konflik etnis di IKN? Dan (3) Apakah ethno-demography kondusif dalam pembangunan IKN?

"Kami melakukan penelitian selama 2 (dua) tahun Kami menggunakan Metodologi Menggunakan (1) Mixed Method (kuantitatif & Kualitatif) secara Keseluruhan(2) Hetoregenitas dan Homogenitas " Tutur I Ketut

"Kami melakukan Penelitian di seluruh Wilayah IKN baik di KIPP (Kawasan Inti Pusat Pemerintahan), (2) KIKN (Kawasan Ibu Kota Negara/ Nusantara dan (3) KPIKN (Kawasan Pengembangan Ibu Kota Nusantara)"

tempat Riset

 "Kami Meneliti di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) terdiri 2 kecamatan, 11 Desa, 5 Kelurahan dan 210 RT. kabupaten Kutai Kartanegara : 5 Kecamatan, 11 Desa, 27 Kelurahan dan 603 RT. kami berbasis RT "

Homogenitas dan Heterogenitas

Frasionisasi dan polarisasi etnis di IKN

"Ethnic Diversity bisa dilihat dari tiga aspek: Homogenitas-Heterogenitas, Fraksionalisasi dan Polarisasi, Homogenitas-Heterogenitas bervariasi mulai dari masyarakat yang homogen (desa tani harapan dan Argomulyo, 95-96 %) sampai mendekati heterogen (Muara Jawa Ulu, Loaduri Ulu, 21-22%)"

"Fraksionalisasi Etnis di IKN bervariasi mulai dari Very Low (0.08-0,10, Tani harapan dan Argomulyo) sampai veri high (0.85, Muara Jawa ulu dan Loaduri ulu), Sedangkan polarisasi etnis di IKN memiliki rentan dari Low (0, 16-0, 19, Tani Harapan dan Argomulyo) sampai Very High (0,86-0,88, Muara Kembang, Kampung Lama, Muara Sembilang), Fraksionalisasi Etnis memiliki keterkaitan sedang dengan polarisasi etnis"

"Karena polarisasi etnis terkait dengan potensi konflik, maka semakin tinggi polarisasinya semakin besar potensi konflik. Di beberapa desa/kelurahan di IKN, polarisasi termasuk tinggi"

"Fraksionalisa termasuk tinggi (0,78), sementara polarisasi etnis termasuk Slighly High (0,61) Penelitian lanjutan berupa penelitian kualitatif diperlukan untuk penelusuran lebih lanjut"

"Berdasarkan hasil Indeks polarisasi, karena polarisasi yang moderat/kondusif ada Indeks 0,46-0,54 maka Indeks 0,61 relatif lebih dekat ke Moderat dari pada ke High sehingga secara umum bisa dikatakan etnodemografinya relatif kondusif dalam mendukung Pembangunan IKN. Wilayah-wilayah yang Indeks polarisasinya Tinggi atau lebih dekat ke Tinggi (high) perlu diberi perhatian (pendekatan kebudayaan, strategi nation building)" Tutur I Ketut

Sedangkan Hiromus Hilapok Menjelaskan Etnis menjadi kekayaan ketika kita gunakan sebagai alat persatuan, sebagai pengayaan dalam ilmu pengetahuan, sedangkan ketika etnis digunakan sebagai alat untuk memperuncing pertikaian, di situlah etnis kemudian menjadi bencana.

“setiap etnis di Indonesia ini memiliki kesatuan budaya maka setiap etnis bisa kita sebut juga dengan suku bangsa, di dalam suku bangsa tersebut juga terdiri dari suku-suku yang lebih kecil, misalnya di Papua”  tutur Hiromus.

Lanjut Mabawi A. Katon menjelaskan Pak Ketut paparannya sudah ada ukurannya tinggal dikendalikan.

" Agar IKN Menjadi Kota Di Cintai rakyatnya Perlu ada Pengimbangan Isu dari Isu Kapital (pembiayaan ) menjadi Isu kelompok  menjadi  representasi kelompok sekalipun kontribusi kepada pembangunan fisiknya tidak terlalu besar, agar terjaga konduktivitas, keinginan orang lain untuk memiliki kota itu secara publik, kalau sebatas kapital maka kota itu kemudian menjadi bukan menjadi kota publik, kota rakyat Indonesia atau kota rakyat nusantara atau kota rakyat Kaltim tapi menjadi kota pemilik modal tertentu saja" Tutur Mabawi

Baca juga: Prodi Ilmu Pemerintahan Fisip Unmul Presentasikan Hasil Penelitian Dalam Seminar Nasional Fraksionalisasi Etnis dan Polarisasi Etnis di IKN

Warta Kaltim @2023-Jul. Photo: A. Arief

 

 

NEXT

WARTA UPDATE

« »