Oleh: Febry Maghfirah
Asisten Ahli PGPAUD – Universitas Mulawarman
Kesiapan bersekolah merupakan keadaan yang sangat penting bagi setiap anak untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah dasar. Kesiapan bersekolah telah menjadi gagasan yang sangat diperbincangkan dalam dunia pendidikan selama beberapa tahun terakhir. Kesiapan bersekolah perlu mendapat perhatian khusus dari orang tua, pendidik, praktisi dan pembuat kebijakan sebagai pemangku kepentingan. Untuk itu kesiapan bersekolah merupakan suatu keadaan yang harus dipersiapakan sejak dini dikarenakan tuntutan yang akan diterima anak di sekolah dasar akan berbeda dengan saat anak tersebut berada di pendidikan anak usia dini.
Kesiapan bersekolah dapat memprediksi prestasi akademik anak di sekolah dasar, serta anak-anak yang siap untuk bersekolah memiliki peluang lebih besar untuk sukses di masa depan. Anak-anak yang memasuki sekolah dasar dengan kesiapan bersekolah tinggi, maka akan mudah untuk memahami secara keseluruhan pembelajaran yang diberikan di sekolah. Anak-anak yang memulai sekolah dengan keterampilan akademik yang lebih baik, memiliki peluang berhasil lebih besar di sekolah dibandingkan dengan anak-anak yang tidak memiliki kualitas kesiapan yang sama. Kesiapan anak untuk bersekolah akan memberikan dampak positif pada perkembangan anak selanjutnya, dan anak yang memiliki kesiapan juga akan lebih mudah dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah dasar.
Tiga komponen kesiapan bersekolah anak diantaranya sekolah yang siap untuk anak usia dini, anak usia dini yang siap untuk sekolah, serta orang tua dan masyarakat yang dapat mendukung proses perkembangan anak usia dini. Kesiapan bersekolah bukanlah suatu keadaan yang secara langsung ada dalam diri anak, melainkan suatu keadaan yang dapat terwujud dengan bantuan orang-orang yang berada di sekitar anak. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan bersekolah di antaranya adalah percakapan antara ibu dan anak, kelekatan antara guru prasekolah dan anak, keterampilan sosial, keterampilan bahasa, kualitas ruang kelas, fungsi eksekutif anak, status sosial ekonomi, pengalaman pendidikan awal anak , persepsi orang tua, serta sikap bela negara.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kesiapan bersekolah anak yaitu pendidikan sikap bela negara. Pendidikan sikap bela negara merupakan suatu hal yang bersifat penting untuk ditanamkan sejak usia dini. Pendidikan sikap bela negara sejak usia dini membangun pengetahuan, kemampuan, dan karakter anak. Penanaman sikap bela negara untuk anak usia dini bisa dengan menceritakan sejarah Indonesia. Mendengarkan sejarah Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kecintaan anak terhadap Indonesia. Atas dasar kecintaan anak terhadap Indonesia tersebut, maka tumbuhlah kemampuan empati dari dalam diri anak untuk saling memahami, saling menghargai, dan saling membantu. Dengan tingginya kemampuan empati anak tersebut, anak menjadi lebih siap untuk mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya.