Samarinda – PT Kaltim Prima Coal mengisi kuliah tamu “Tata Kelola CSR” sebagai bagian dari implementasi ISO 26000 di Fakultas Ilmu Sosial Politik, Universitas Mulawarman, Kota Samarinda, Jumat (14/10/2022).
“Skenario Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) KPC bagaimana cara bersinergis dengan pemerintah daerah dan pemerintah provinsi, yang bagaimana setelah penutupan tambang desa-desa yang ada di sekitar tambang bisa mandiri. Karena kemandirian desa, merupakan cerminan dari kemandirian kecamatan yang juga merupakan cerminan kemandirian kabupaten, makanya hilirnya pengembangan adalah desa”, Sugeng Wiyatno.
Pak Sugeng Wiyatno menjelaskan bahwa nilai-nilai sosial adalah bagaimana kita menciptakan, bagaimana kita menghubungkan stakeholder dan masyarakat yang bisa memberikan nilai tambah baik bagi perusahaan maupun masyarakat. Simbiosis mutualisme adalah yang ingin dicapai perusahaan. Semua program pembangunan yang dilakukan siapapun akan bermuara di desa karena pemerintah yang paling strategis adalah pemerintah desa. Selain pendanaan untuk Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). KPC juga mengeluarkan dana untuk PPM, Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat. Dana yang dikeluarkan KPC untuk PPM sebanyak 60 Milyar per tahun. Manfaat yang ingin dicapai baik output dan outcome adalah Keberhasilan baik dalam aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek lingkungan.
“Kegiatan CSR unggulan dari kami adalah KPC peduli air, KPC peduli pangan, KPC peduli sampah dan KPC peduli agrobisnis. Alur CSR pemetaan, FGD kemudian dituangkan dalam CID program yang berkelanjutan dan memberikan dampak, intinya harus pembangunan yang bottom up”, Sugeng Wiyatno.
“Yang membuat perusahaan bertahan dan terbangunnya hubungan yang harmonis dengan masyarakat salah satunya harus menerapkan creating self value”, Sugeng Wiyatno.
Contoh untuk penerapan Social Return of Investment (SROI). KPC investasi 100 juta untuk program pengembangan sapi. 1 tahun pertama masih 50 juta, masih minus. Tahun kedua tidak ada investasi akan tetapi sapi bertambah artinya manfaat bertambah misal 75 juta, akan tetapi hitungannya masih belum kembali modal karena belum 100 juta. Tahun ke 3 ditambah investasi 50 Juta tetapi masih belum ada pertambahan, nanti tahun ke 4 kita tidak investasikan lagi tapi dilihat lagi perkembangan di masyarakat. Jadi sistemnya seperti exit investment, perusahaan tidak akan menghabiskan semua dana CSR untuk satu program pengembangan sapi.
Kuliah ditutup dengan closing statement dari Pak Sugeng Wiyatno “Manfaatkan perusahaan-perusahaan yang ada di Kalimantan Timur semaksimal mungkin agar dapat memberikan manfaat bagi kita semua, hal ini juga menjadi kebanggaan kami karena mahasiswa Universitas Mulawarman mendapatkan manfaat”
Sugeng Wiyatno selaku “Superintendent Community Empowerment” PT KPC sudah belajar pembangunan sosial selama hampir 20 tahun melalui divisi CSR spesialisasi pemberdayaan masyarakat di KPC. Kuliah ini dibuka oleh Dr. Sukapti M. Hum selaku Ketua Prodi Pembangunan Sosial dan Dr. Muhammad Hairul Saleh, S. Sos., MA, selaku Wakil Dekan 3 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Mulawarman.
Kegiatan Ini Merupakan bagian Perkuliahan Mata Kuliah Tata Kelola CSR Prodi Pembangunan Sosial Fisip Unmul yang dipandu Sarifudin,S,Sos.,M.si Sebagai Pengajar dan peserta Kegiatan Mahasiswa Pembangunan Sosial Angkatan 2020.
Warta Kaltim @2022- Reynaldy
Berita Lainnya...