NEWS:

  • Jasa Raharja Perkuat Budaya Sadar Risiko di Kalangan Internal lewat Risk Management Update 2025
  • Jasa Raharja Dampingi Wapres Gibran Tinjau Penanganan Korban Kecelakaan KM Tunu Pratama Jaya di Pelabuhan Ketapang Jawa Timur
  • Jasa Raharja Perkuat Komitmen Pelayanan dan Koordinasi Antarinstansi Saat Tinjau Lokasi Evakuasi KM Tunu Pratama Jaya
  • KMP Tunu Pratama Jaya Mengalami Kecelakaan di Selat Bali, Jasa Raharja Bergerak Cepat untuk Jamin Santunan Seluruh Korban
  • Gelar RUPS, Jasa Raharja Setor Dividen Rp1,1 Triliun ke Negara

JAKARTA- Sebagai upaya memperkuat tata kelola dan budaya sadar risiko  di  lingkungan  internal,  Jasa  Raharja  menggelar  acara  Risk  Management Update pada Jumat, 4 Juli 2025, bertempat di Kantor Pusat Jasa Raharja, Jakarta. Kegiatan yang mengangkat tema “Empowering People, Strengthening Risk Culture: Dari Kesadaran Menuju Ketangguhan” ini dihadiri oleh para kepala unit kerja, kepala kantor wilayah, dan kepala cabang Jasa Raharja, baik secara luring maupun daring.

Kegiatan   ini   bertujuan   untuk   meningkatkan   pemahaman   serta   membangun kesadaran bersama mengenai pentingnya manajemen risiko dalam mendukung pencapaian visi perusahaan sebagai penyelenggara perlindungan dasar yang kompeten dan terpercaya. Melalui forum ini, Jasa Raharja mendorong seluruh insan perusahaan  untuk  memahami konsep risiko serta menerapkannya dalam praktik kerja sehari-hari.

Dalam  sambutannya,  Direktur  Kepatuhan  &  Manajemen  Risiko  Jasa  Raharja Harwan Muldidarmawan menegaskan bahwa penguatan budaya sadar risiko menjadi pondasi penting bagi keberlangsungan organisasi, khususnya dalam menghadapi dinamika lingkungan eksternal yang penuh ketidakpastian. Ia juga menekankan perlunya kewaspadaan terhadap risiko kecurangan (fraud), baik yang bersumber dari faktor internal maupun eksternal.

“Tentunya  tidak  lepas  dari  fenomena  yang  akhir-akhir  ini kita hadapi. Saat ada sebuah kondisi, maka perlu dilakukan identifikasi dan analisa serta diambil langkah mitigasinya, yang paling kita hindari untuk menjaga kepercayaan para stakeholder adalah risiko fraud. Untuk itu kami mengajak semua untuk menyelami pembahasan hari ini mengenai pemahaman risiko fraud dan ciri-cirinya, faktor pemicu internal fraud itu apa saja, begitu juga faktor eksternal. Tak bisa kita pungkiri kadang dari eksternal itu mengajak dan mempengaruhi untuk kita melakukan fraud,” ujar Harwan.

Kun Wahyu Wardana ahli di bidang asuransi manajemen risiko hukum dan sumber daya manusia 600Ia juga mengingatkan bahwa dampak dari tindakan fraud tidak hanya bersifat individual, tetapi juga dapat merusak reputasi dan keberlangsungan organisasi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, Harwan mendorong insan Jasa Raharja untuk menjaga integritas pribadi dan profesional, serta mengimplementasikan prinsip manajemen risiko dalam seluruh lini aktivitas kerja.

Sebagai narasumber dalam acara ini, Kun Wahyu Wardana, ahli di bidang asuransi, manajemen risiko, hukum, dan sumber daya manusia serta seorang penulis buku, menggarisbawahi pentingnya peran manusia dalam efektivitas sistem manajemen risiko. Menurutnya, sebesar apa pun kekuatan sistem, tidak akan efektif bila tidak didukung oleh pola pikir yang tepat dari sumber daya manusia.

“Ketika kita bicara pada key success factor-nya untuk menerapkan risk management yang efektif adalah kembali kepada people-nya, kita berangkat kepada hal yang sangat mendasar, yaitu risk mindset.” jelasnya.

Ia kemudian melanjutkan dengan pemaparan mengenai risiko menurut David Hillson, seorang ahli yang dikenal sebagai The Risk Doctor. Kun menyampaikan bahwa risiko adalah sesuatu yang alami dalam hidup. Jadi saat melakukan sesuatu, jangan pernah berpikir tidak ada risiko sama sekali. Walaupun begitu, setiap risiko adalah sesuatu yang dapat dikelola. Perspektif ini penting untuk membangun ketangguhan organisasi. Alih-alih menghindari risiko, insan perusahaan perlu membangun kemampuan untuk mengelola dan mengubahnya menjadi peluang.

“Yang perlu kita yakini adalah setiap risiko itu bisa di-manage dengan baik. Dengan menyadari ini maka kita akan mengubah perspektif bahwa risk is manageable. Ini membuat   kita   tidak   lagi   memposisikan   diri   sebagai   victim,   tapi  memikirkan bagaimana kita mengubah situasi itu menjadi sebuah victory,” tambah Kun.

Acara ini menjadi pengingat bahwa manajemen risiko bukan sekadar alat bantu organisasi dalam menghindari kerugian, melainkan sebuah budaya yang harus tertanam di setiap individu di dalam perusahaan. Dengan mengedepankan integritas, kesadaran, dan mindset yang tangguh, Jasa Raharja berkomitmen untuk terus memperkuat  kapasitas  internalnya  demi menjaga kepercayaan masyarakat serta mencapai tujuan dan visi perusahaan.

Warta Kaltim @2025-Jul

WARTA TERKAIT

WARTA UPDATE

« »