Oleh: Siswanto1, Ketua Koalisi Kependudukan Indonesia (KKI) Provinsi Kalimantan Timur
Setiap anak berhak untuk tumbuh, berkembang, terlindungi, dan didengar. Pada Hari Anak Nasional (HAN) yang diperingati setiap 23 Juli, kita selalu diingatkan bahwa masa depan bangsa ini sangat ditentukan oleh bagaimana kita memperlakukan anak-anak hari ini.
Siswanto Ketua Koalisi Kependudukan Indonesia (KKI) Provinsi Kalimantan Timur, menyampaikan pentingnya menjadikan perlindungan anak sebagai arus utama pembangunan, terutama dalam konteks pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan pencapaian Indonesia Emas 2045. "Hari Anak Nasional bukan sekadar seremonial, melainkan pengingat bahwa anak-anak adalah aset strategis bangsa. Mereka tidak hanya generasi penerus, tetapi juga agen perubahan sejak hari ini".
Sebagai Provinsi yang dipercaya menjadi gerbang dan penyangga Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur mengemban tanggung jawab yang besar: tidak hanya membangun kota modern yang berkearifan lokal dan berkelanjutan, tetapi juga membangun peradaban yang melindungi anak dan menjadikan mereka aktor utama pembangunan.
Anak sebagai Subjek, Bukan Sekadar Objek Pembangunan
Indonesia Emas 2045 yang telah dicanangkan adalah visi besar. Tetapi ia hanya akan menjadi nyata jika kita meletakkan perlindungan anak sebagai pilar utama. Data menunjukkan bahwa kendala dan tantangan masih besar: masih adanya kekerasan terhadap anak, perkawinan di usia dini, kurangnya akses pendidikan yang bermutu, hingga minimnya ruang yang aman dan sehat bagi anak untuk berekspresi dalam Upaya menentukan masa depannya yang diharapkan.
Karena itu, pembangunan IKN harus menjadi role model kota berkearifan lokal yang ramah anak. Tidak hanya dengan adanya taman bermain dan sekolah pintar, tetapi juga sistem perlindungan anak yang terpadu, transportasi aman untuk anak, hingga sistem pelibatan anak dalam musrenbang dan kebijakan lokal.
Kolaborasi untuk Masa Depan
Koalisi Kependudukan Indonesia (KKI) Provinsi Kalimantan Timur telah dan akan terus menjadi mitra strategis pemerintah daerah, Kemendukbangga, BPS, DP3A, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup dan pemangku kepentingan lain untuk memastikan hak anak terpenuhi di seluruh tahap kehidupan.
Peringatan Hari Anak Nasional ini menjadi momen penting untuk memperkuat sinergi lintas sektor: antara negara, masyarakat, akademisi, media, dunia usaha, dan anak-anak itu sendiri. Kita tidak bisa bekerja sendiri.
Melalui pendekatan “Satu Anak, Satu Ruang Aman”, kami mendorong terbentuknya Kampung Ramah Anak, Sekolah Tangguh Anak, dan Layanan Responsif Kekerasan Anak di wilayah-wilayah penyangga IKN.
Seruan untuk Kolaborasi
Di momen Hari Anak Nasional ini, KKI Kaltim mengajak seluruh pemangku kepentingan di daerah, baik pemerintah, dunia usaha, akademisi, maupun masyarakat sipil, untuk membangun ekosistem pembangunan yang menjamin hak anak sebagai prioritas lintas sektor.
“Melindungi anak adalah investasi jangka panjang. Mari mulai dari Kalimantan Timur, dari kawasan IKN, untuk mewujudkan Indonesia yang benar-benar layak anak,”
Menuju Indonesia Emas yang Inklusif
Anak-anak adalah cerminan masa depan. Dalam diri mereka ada harapan, potensi, dan kekuatan perubahan. Bila mereka dilindungi dan diberdayakan hari ini, maka Indonesia Emas 2045 bukan sekadar mimpi, melainkan realitas yang kokoh dan adil bagi semua.
Mari kita rayakan Hari Anak Sedunia dengan aksi nyata, bukan hanya seremoni. Lindungi anak, bangun peradaban. Mulai dari kita, mulai dari Kalimantan Timur.
1Tentang Penulis
Ketua Koalisi Kependudukan Indonesia (KKI) Provinsi Kalimantan Timur. Berkomitmen mendorong perwujudan pembangunan berkelanjutan melalui pendekatan kependudukan yang holistic, komprehensif dan berbasis bukti. Berfokus pada advokasi, edukasi, dan penguatan kebijakan pembangunan kependudukan yang berkelanjutan dan berkeadilan mengarusutamakan isu-isu kependudukan dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan pembangunan di Provinsi Kalimantan Timur. Mencakup isu-isu strategis seperti: bonus demografi, stunting, migrasi, urbanisasi, perlindungan kelompok rentan, ketahanan keluarga, dan integrasi kependudukan dalam adaptasi perubahan iklim dan pembangunan wilayah.
Warta Kaltim @2025-Jul