NEWS:

  • Dorong Percepatan Bauran Energi Terbarukan di Kaltim, Mitra Hijau Hadirkan Pakar Bahas Pengembangan Biomassa
  • Jasa Raharja Hadirkan Mobil Unit Keselamatan Lalu Lintas (MUKL) di Dies Natalies ITK yang Ke-10
  • Merajut Ukhuwah, KJS Kaltim dan Fokus Hadirkan Ustadz Kondang Das’ad Latif di Samarinda
  • Percepat Penyelesaian Penyandang Masalah Sosial, Dinas Sosial Provinsi Kaltim Gelar Konsolidasi Potensi Sumber Daya Kesejahteraan Sosial
  • Jasa Raharja Bangun Sistem Tata Kelola Modern Berbasis Transparansi Komunikasi 

SAMARINDA- Dalam rangka mendorong pengembangan energi terbarukan berbasis biomassa di Kalimantan, Yayasan Mitra Hijau (YMH) merupakan  lembaga berfokus isu perubahan iklim dan strategi pembangunan rendah karbon gelar workshop “Prospek Pengembangan Bisnis Biomassa di Provinsi Kalimantan Timur” yang dilaksanakan pada  Rabu, 22 Oktober 2025 bertempat di Hotel Aston Jl. Pangeran Hidayatullah, Kota Samarinda.

Pada Workshop kali Ini menghadirkan tiga ahli (1)   Dr. Ir.S. Milton Pakpahan, MM,CERG. Ketua Umum Masyarakat Energi Biomassa Indonesia (MEBI) Topik: Model Bisnis dan Peluang Investasi dalam pengembangan Ekonomi Biomassa di Kalimantan Timur. (2)  Widi Pancono Wakil Ketua MEBI Topik: Peluang, Tantangan, Dan Pembelajaran Bisnis Biomassa di Indonesia dan (3) Dr. Ir. Ibrahim, M.P Ketua UPA  Sumber Daya Hayati Hutan Tropis Lembap (UPA SDHHTL) /Pusrehut Universitas Mulawarman Topik: Potensi Pemanfaatan Lahan Kritis  Pascatambang Batu Bara Bagi Pengembangan Kebun Kayu Energi Baru Terbarukan Berbasis Kaliandra Merah.

Milton Pakpahan menjelaskan di Kalimantan Timur Lebih dari 80% potensi biomassa Kaltim berasal dari sektor perkebunan sawit, menjadikan wilayah ini lumbung biomassa nasional yang strategis untuk pengembangan energi terbarukan. dengan bersumber dari Perkebunan  25,2 juta ton/tahun, Kehutanan & Kayu 1,2 juta ton/tahun serta Pertanian  349.860 ton/tahun.

“Ini bisa menopang lebih 500 MWlistrik , Produksi lebih 2 juta ton pelet/tahun dan  Substitusi lebih 1 juta ton batubara/tahun lewat co-firing “ Tegasnya

"Pemerintah Daerah harus paham tentang energi biomassa misalnya pengetahuan pohon-pohon yang sesuai dari ranting dan limbah bisa dibikin jadi pelet cip, biogas bisa digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga biomassa,kedua Kebijakan co-firing PLTU yang ada dipakai 10 persen menggunakan  woodchip,  sawdust/Cangkang, industri juga dibutuhkan biomassa, serta ekspor sangat besar untuk meningkatkan devisa."

“Paling dasar ekonomi sekuler seperti menggunakan kompor biomassa” Tegasnya

Lanjut  Widi Pancono menerangkan  Potensi Bisnis Biomassa di Provinsi Kalimantan Timur : Co -firing pada 3 PLTU di Kalimantan Timur dan Utara PLTBm untuk daerah isolated dan pulau-pulau kecil, Potensi pemanfaatan Biogas untuk Perusahaan Kelapa Sawit sebagai pengganti BBM Solar untuk tranportasi maupun pembangki diesel,  Kerjasama dengan perusahaan tambang untuk pengolahan limbah Oli bekas dan Ban bekas, Pemanfaatan sampah organik dan plastik dari sampah kota. Pembuatan Pellet EFB / Tankos memiliki prospek yang sangat baik. Pembangunan Pabrik Wood Pellet skala besar memiliki pasar export yang besar.

”Biomassa merupakan kegiatan yang padat karya, yang paling berpotensi untuk transisi energi di Indonesia karena di indonesia dilewati jalur khatulistiwa sehingga banyak hutan tropis tumbuh dengan baik bila digunakan dengan  baik tanpa harus menggunakan batang pohonnya sehingga mampu menjadi energi terbarukan listrik tapi juga bahan bakar hijau serta menumbuhkan perekonomian masyarakat”

Sedangkan Ibrahim menjelaskan dilihat dari pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Timur yang didominasi sektor pertambangan yakni batubara yang memiliki resiko terhadap lingkungan, risiko fluktuasi harga,  kemudian pada titik tertentu kita harus memiliki kesadaran  bahwa energi batubara bukan energi bersih, maka kita menumbuhkan energi alternatif baik Energi Hijau maupun Energi Biru. Energi Hijau bersumber dari biomassa (tanaman) dan Energi Biru bisa energi seperti angin, air, sinar matahari.

"Kedepannya kita tidak hanya tergantung pada energi fosil (batubara) yang tidak dapat diperbaharui. Kita memikirkan yang paling aktual yaitu energi biomassa yang bersumber dari hutan tanaman energi, sehingga membangun ekonomi yang berkelanjutan dan keramahan lingkungan"

“Potensi pemanfaatan lahan kritis  pascatambang batubara bagi pengembangan kebun kayu energi baru terbarukan misalnya berbasis Kaliandra Merah."

Calliandra calothyrsus merupakan jenis pohon serba guna yang populer karena mudah ditanam, cepat tumbuh dan bertunas kembali setelah dipangkas berulang kali”

“Kegunaan sebagai Bahan sebagai bahan baku pallet energi (4720 cal/g), Budidaya Lebah madu (Hal ini karena  dapat berbunga sepanjang tahun, Madu yang dihasilkan banyak  diminati oleh   konsumen   karena   memiliki   warna terang kuning kehijauan  serta  aroma  yang harum”

“Kaliandra (Calliandra calothyrsus). merupakan hijauan leguminosa pohon yang dapat dijadikan alternatif pakan ternak dan dikenal sebagai bahan pakan sumber protein.” Tegasnya

Workshop dibuka Dicky Edwin dari Yayasan Mitra Hijau dan menghadirkan/mengundang Forum CSR Kaltim, Instansi Pemerintah Terkait, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia,, Akademisi (Universitas Mulawarman, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, Politeknik Negeri Samarinda, Universitas 17 Agustus Samarinda), Yayasan Bioma, Kawal Borneo Community Foundation dan  Yayasan Titian Lestari.

biomassa mitra hijau b1500
Warta Kaltim @2025-Jul

WARTA TERKAIT

WARTA UPDATE

« »