SAMARINDA– Stunting masih menjadi salah satu tantangan besar pembangunan kesehatan masyarakat, khususnya pada anak-anak usia dini. Menjawab persoalan ini, tim dosen lintas disiplin dari Universitas Mulawarman menghadirkan program inovatif bertajuk SIAGA-NILA (Sinergi Aksi Gizi Anak dengan Nila Bite) sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat di wilayah Posyandu Matahari, Kelurahan Lok Bahu, Kota Samarinda. (09/08/2025)
Kegiatan ini merupakan bagian dari program hibah yang didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Kolaborasi Tim Dosen Universitas Mulawarman menggagas sebuah program inovatif sebagai bentuk nyata berdampak untuk kontribusi akademisi dalam menanggulangi masalah stunting di Kota Samarinda, khususnya di wilayah Posyandu Matahari, Kelurahan Lok Bahu dengan Solusi Inovatif melalui Sinergi Gizi dan Potensi Lokal. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diketuai oleh Hanis Kusumawati Rahayu, S.KM., M.Kes, dari Fakultas Kedokteran, bersama dua anggota tim, yakni Indria Pijaryani, S.ST., M.Gz dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, serta Dr. Ir. Hj. Fitriyana, S.Pi., M.Si., IPU dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Kegiatan ini turut melibatkan mahasiswa dari kedua fakultas sebagai bagian dari kolaborasi pembelajaran berbasis masyarakat (community-based learning).
Edukasi, Praktik Langsung, dan Pemberdayaan Kader Posyandu hingga Masyarakat
Penyerahan Aset Alat dan Bahan Praktik Pembuatan Produk Nila Bite Kepada Ketua Posyandu Matahari. (09 Agustus 2025)Menyadari potensi sumber daya lokal, tim pengabdi menggagas inovasi pangan berbasis ikan nila (Oreochromis niloticus) yang kaya protein, mudah dibudidayakan, dan terjangkau oleh masyarakat. Melalui olahan kreatif yang dinamakan “Nila Bite”, tim memperkenalkan camilan sehat berbahan dasar ikan nila yang dapat menjadi alternatif asupan protein anak-anak, khususnya balita.
Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dilaksanakan sejak Juni hingga Desember 2025 mendatang, masyarakat terutama ibu balita mendapatkan edukasi mengenai pentingnya asupan gizi seimbang, praktik membuat produk olahan "Nila Bite" sebagai camilan bergizi, serta pemeriksaan status gizi balita. Tim pengabdi juga membagikan modul edukatif, poster dan penayangan video edukatif kemudian mendemonstrasikan pembuatan produk makanan kaya protein yang mudah dibuat dari bahan lokal dengan kegiatan ini mendapat respons positif dari masyarakat setempat, kader Posyandu dan pihak Puskesmas Lok Bahu.
Program SIAGA-NILA mengusung pendekatan interdisipliner dengan menggabungkan edukasi kesehatan, dengan pendekatan pemberian pangan lokal bernilai gizi tinggi protein melalui pemanfaatan ikan nila sebagai sumber protein hewani lokal yang mudah dijangkau dan bernilai tinggi untuk pertumbuhan anak. “Kami ingin mendekatkan konsep gizi seimbang kepada masyarakat dengan pendekatan yang aplikatif dan kontekstual. Ikan nila sebagai bahan lokal memiliki nilai gizi yang sangat baik, dan dengan sedikit inovasi, dapat disulap menjadi camilan menarik bagi anak-anak,” ungkap Hanis Kusumawati saat membuka kegiatan.
"Kami melihat tingginya angka stunting di wilayah Lok Bahu sebagai tantangan yang tidak bisa diselesaikan hanya dari satu sisi. Maka kami kolaborasikan kekuatan ilmu kesehatan dan perikanan untuk menghadirkan solusi sederhana namun berdampak, yakni melalui inovasi olahan pangan berbasis ikan nila," lanjut Hanis Kusumawati Rahayu dalam sambutannya.
“Yang kami harapkan bukan sekadar transfer ilmu, tapi tumbuhnya kesadaran bersama bahwa gizi anak adalah tanggung jawab bersama. Dengan memberdayakan ibu-ibu dan kader posyandu, kami percaya pesan ini akan lebih mengakar,” ujar Indria Pijaryani.
Sementara itu, Dr. Fitriyana menambahkan bahwa pendekatan lintas sektor antara kesehatan dan perikanan perlu diperluas dalam upaya penurunan stunting. “Ini contoh nyata bagaimana sektor perikanan bisa berkontribusi besar dalam kesehatan masyarakat. Inovasi pangan lokal berbasis hasil budidaya seperti ikan nila sangat potensial mendukung ketahanan gizi rumah tangga,” jelasnya.
Dr. Fitriyana menambahkan, “Ikan nila sangat potensial sebagai sumber protein hewani. Selain mudah dibudidayakan di Samarinda, kandungan gizinya pun cocok untuk menunjang pertumbuhan anak-anak, terutama dalam masa keemasan 1000 hari pertama kehidupan.”
Harapan untuk Keberlanjutan Program
Antusiasme warga terlihat dari partisipasi aktif selama kegiatan berlangsung. Beberapa ibu bahkan menyampaikan ketertarikan untuk memproduksi Nila Bite secara mandiri untuk konsumsi keluarga, bahkan dalam skala kecil untuk usaha rumahan. Tim pengabdi berharap SIAGA-NILA dapat menjadi model program yang berkelanjutan sehingga dapat direplikasi di posyandu lainnya, tidak hanya di Samarinda tetapi juga di wilayah lain di Kalimantan Timur terlebih yang menghadapi tantangan serupa.
Dengan semangat kolaborasi lintas disiplin dan keterlibatan aktif dalam pemberdayaan masyarakat, SIAGA-NILA diharapkan menjadi salah satu model praktik konkret bagaimana perguruan tinggi hadir secara nyata berdampak dalam menyelesaikan persoalan Masyarakat. baik dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kalimantan Timur, sejalan dengan program prioritas nasional dan visi Indonesia Emas 2045 dan mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan nomor 2 (menghapus kelaparan dan meningkatkan ketahanan pangan), dan tujuan nomor 3 (menjamin kehidupan sehat dan mendukung kesejahteraan).
Warta Kaltim @2024-Jul