SAMARINDA- Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) diharapkan selalu mengedepankan nilai-nilai kebangsaan, nilai-nilai persatuan dan nilai-nilai keberagaman. Tidak ada dominasi atau diskriminasi dan tidak menimbulkan kecemburuan sosial di Daerah.
Untuk menjadi Ibu Kota Negara yang Maju membutuhkan individu-individu yang cakap sehingga IKN menjadi modern dan berkelanjutan, maka Kita semua harus mempersiapkan diri untuk memperbaiki kualitas diri kita.
Demikian disampaikan Ketua Badan Pengurus Wilayah Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan/BPW KKSS Kalimantan Timur, Ridwan Tasa, di Samarinda, Jumat (10/03/2023)
“Kebinekaan dimaknai sebagai suatu kepentingan bersama bagi semua elemen masyarakat. IKN tidak dimiliki oleh satu daerah saja, IKN seyogyanya dimiliki oleh Indonesia” Tegas Ridwan Tasa.
Tantangan pembangunan IKN disertai kehadiran pendatang dari luar memungkinkan terjadinya kecemburuan pada penduduk lokal yang belum dikategorikan sebagai masyarakat sejahtera. Salah satu misi utama pemindahan IKN adalah pemerataan pembangunan.
Dalam prosesnya, diharapkan otorita mendahulukan penduduk lokal yang secara hak. Masyarakat lokal sebagaimana telah tinggal lebih dulu memiliki tanah, tempat tinggal, dan hak hidup yang sudah lama diperjuangkan.
Tenaga-tenaga yang dibutuhkan dalam rangka pengembangan IKN sebaiknya mendahulukan penduduk-penduduk di sekitar agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial. IKN membuka peluang kesempatan kerja dimana terdapat masa depan mereka, mendapatkan penghasilan sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan hidup.
“Sedangkan dalam merajut kebinekaan, telah disepakati Pancasila merupakan alat perekat bangsa. Menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam rangka pengembangan IKN akan menumbuhkan sikap toleransi/saling menghargai".
Kebinekaan dipandang sebagai sarana yang membawa hikmah bagi kehidupan yang tidak membuat individu-individunya saling berseberangan. Keanekaragaman suku bangsa merupakan daya tarik tersendiri bagi Indonesia. tutupnya mengakhiri.
Warta Kaltim @2022- Cindy