NEWS:

  • Kembangkan Desa Wisata Berkeselamatan, Jasa Raharja Luncurkan Program Beta-JR di Desa Karangrejek
  • DP3A Kutai Timur Selenggarakan Pelatihan Konvensi Hak Anak(KHA), Hadirkan Ketua KPAD Kaltim dan Sudirman ABD Latif dari Batam
  • Rivan A. Purwantono Pastikan Korban Tabrakan Beruntun Tol Cipularang Dapat Pelayanan Terbaik di RS Abdul Radjak
  • Seluruh Korban Terjamin, Jasa Raharja Proaktif Data Korban Tabrakan Beruntun di Tol Cipularang
  • Berhasil Jalankan Tata Kelola untuk Tingkatkan Pelayanan, Jasa Raharja Raih Penghargaan sebagai Best BUMN Awards 2024

Samarinda- Pemetaan Pola Kesehatan Masyarakat di Ibukota Negara Nusantara nantinya Perlu Adanya Standarisasi Kesehatan Masyarakat. Sehingga Masalah Kesehatan Masyarakat Sepeti Penyakit Menular maupun Tidak Menular Bisa Di Antisipasi. Hal ini disampaikan Dalam Wawancara Khusus di Hotel Harris Samarinda, Sebagaimana di jelaskan Siswanto, M.Kes Ketua Departemen Epidemologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman Menjelaskan Dalam ketika mewakili Koalisi Kependudukan Indonesia Provinsi Kalimantan Timur (KKI Kaltim) dalam Kegiatan Workshop Studi Kasus dan Pembelajaran Baik Stunting di Provinsi Kalimantan Timur yang digelar Perwakilan BKKBN Kaltim, Senin 19 September 2022

“jadi permasalahan adalah di daerah PPU sendiri itu ada beberapa penyakit endemis, Salah satunya adalah malaria (Anopheles ). Di sini yang menjadi permasalahan adalah kita yang mendatangi tempat tinggalnya nyamuk Malaria tersebut pekerjaan dari IKN adalah di hutan. Nah ini yang jadi permasalahan yang perlu dicermati” Papar Siswanto

“Menariknya suku asli tinggal disana tidak ada kena penyakit malaria tapi yang banyak adalah pendatang yang kena malaria. Berdasarkan penelitian yang pernah kami lakukan itu banyak dari pendatang yang kerja di perusahaan kelapa sawit ini yang banyak kena malaria dibanding  orang asli seperti suku Dayak dan itu bukan hanya satu atau dua orang yang bebas dari penyakit malaria, tapi memang enggak enggak ada yang kena penyakit malaria karena pola kearifan lokalnya sudah jalan” Tutur Siswanto

“Harapannya setiap para pendatang semestinya dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung ikutilah kearifan lokalnya disitu bukan membawa budaya dari luar seperti yang adat kebiasaan yang di kampung sebelumnya ditempatkan di situ nggak Nggak seperti itu gitu” saran Siswanto

Siswanto Menjelaskan Pemetaan Pola Kesehatan masyarakat di IKN yang nantinya ada Interaksi Antara Pendatang dan Penduduk Lokal

“Arah dari utama dari pembuatan pola kesatu masakannya kita lihat dari Pertama dari segi Pola kesehatan masyarakat adalah perlu dicermati kondisi awal lingkungannya, dan kemudian yang perlu dicermati adalah masalah kependudukan dari masalah kependudukan ada penambahan jumlah penduduk secara spontan untuk Pekerjaan.”

“Di sini tidak bisa dipungkiri bahwa manusia itu kan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara seorang pekerja sendiri dengan pihak luar maupun dengan asli penduduk asli di sini lah yang yang terkadang terjadi Friksi-Friksi yang bisa menimbulkan permasalahan kesehatan masyarakat kedepannya, bukan cuma penularan Penyakit dari pendatang. Maupun dari penduduk asli ke pendatang, Fokusnya di kesehatan masyarakat ada dua penyakit menular dan  penyakit tidak menular”

Siswanto Mencontohkan Pandemi Virus COVID 19 yang tadi saya Salah satu dari penyakit menular yang ada yang sudah kita alami pandemi ini gitu kan gara-gara di luar nih gara-gara pendatang sehingga tersebar keseluruhan Indonesia.

“Di IKN kayak sekarang masuknya pekerja itu sudah ada, Perlu Pendeteksian potensi dari  penyakit menular ini ada potensi untuk ke bersilangan  antara pendatang dan penduduk asli” Papar Siswanto

“Kemudian yang perlu dicermati lagi adalah tentang upaya pelayanan kesehatan artinya  Tersediaan Fasilitas Kesehatan yang baik, ini juga yang perlu dicermati karena setiap setiap ada aktivitas, ada kegiatan, ada project perlu dipahami bahwa pasti ada penyakit akibat kerja yang baik itu tentang kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja atau penyakit akibat hubungan kerja nah, jadi itu juga yang perlu dicermati kita perlu melihat upaya-upaya pencegahan seperti apa kesediaanya. ”Ungkap siswanto

“Kemudian dilihat dari perilaku, perilaku kesehatan masyarakat tidak semuanya punya pola hidup bersih dan sehat baik penduduk asli maupun pendatang dari potensi-potensi pun juga ada di situ”

Siswanto Dosen di Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM Unmul dan penulis buku Modul  Masalah 100 Solusi Menjelaskan Masalah Kesehatan masyarakat nantinya di IKN yang perencanaan Rendah Biaya (Low Cost), Tinggi Dampak (High Impact) dan Berkelanjutan (Continouse)

“solusinya gimana ya, Kebetulan kami sudah menemukan Modul 1 masalah 100 solusi, modul tersebut mengajak kita untuk menyelesaikan atau mengidentifikasi permasalahan berdasarkan analisis situasi tadi kemudian identifikasi masalah dan kemudian dari identifikasi penyebabnya faktor risikonya faktor pencetusnya juga mengidentifikasi solusi dan itu didapatkan dari 100 walau dalam pelaksanaannya tidak 100 tidak semua kita kerjakan karena dari situ ada nanti akan ada penawaran mau gak membuat perencanaan yang low kost (biaya rendah) kemudian yang high impact (berdampak besar) maupun yang continuous (berkelanjutan) dari situ 5 (lima) yang rekomendasi”

“pertama adalah pemetaan pola Kesehatan Masyarakat, kita polakan yang berisiko tinggi dan tidak berisiko tinggi sehingga tretment kita tidak bisa di pukul rata, ini penduduk asli dan pendatang ini gak bisa juga di pukul rata polanya mereka pasti berbeda.”

“Kedua adalah standarisasi. standarisasi yang perlu kita terapkan adalah standarisasi tentang Pola Hidup Sehat (PHBS)  itu sendiri”

“kita beruntung sekali karena dari jadi beragam suku bangsa dan budaya loka itu kearifan lokal yang bisa diangkat dan untuk kita bisa standarkan, jadi itu hal-hal yang sebenarnya menjadi budaya kita yang kalau bagus terapkan lagi”

“ketiga adalah kaderisasi. mengkader tentang pola hidup bersih dan sehat ini Sampai akhirnya terus sampai ke anak cucu  bisa diduplikasi.”

“Baru kita lakukan yang namanya sistem kewaspadaan dini ,kemudian  yang kita lakukan pemantauan wilayah mudah sekali untuk Monitoring evaluasi nya”

“Kan jadi memang permasalahan yang terjadi tolong dipahami bahwa permasalahan kesehatan masyarakat ini sebenarnya kita adanya di hilir. Kenapa apapun yang berkaitan dengan manusia yang nantinya ujung-ujungnya permasalahan kesehatan, walaupun dampaknya bukan dari kesehatan tetap menjadi permasalahan kesehatan misal ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan bisa berdampak ke permasalahan kesehatan”

“Saran solutifnya Badan Otrita IKN Perlu Membuat standarisasi Bidang Kesehatan Masyarakat, Program dilakukan sebaiknya bukan konfrontatif tetapi lebih persuasif.  Selain Itu  Perlu ada Satu Pintu Pendataan Kependudukan agar sehingga data lebih Lengkap (Valid) sehingga kebijakan Kesehatan Masyarakat dan dilakukan tepat sasaran. Perlu Raja Persuasif dengan melibatkan RT menjadi sosial kontrol agar permasalahan Kesehatan bisa diantisipasi sejak dini Misalnya Gizi Buruk dan lainnya., serta Masyarakat Perlu di Edukasi Pola Hidup Sehat” tutup Siswanto

Warta Kaltim @2022- Sarif



NEXT

WARTA UPDATE

« »