NEWS:

  • Berhasil Capai Kinerja Unggul, Jasa Raharja Raih Penghargaan dari The Asian Post
  • Sudoyo Plt. Kepala BKKBN RI: Pembangunan Kependudukan Konsentrasi pada Penduduk Usia Produktif
  • Rivan A. Purwantono Tekankan Semangat Sinergi dan Kolaborasi dalam Rakernas Serikat Pekerja Jasa Raharja 
  • Sukseskan Moto GP Mandalika, Rivan Purwantono dan Kakorlantas Polri Cek Kesiapan Pengamanan Personel
  • Jasa Raharja Raih Penghargaan Transformasi Layanan Publik dalam Ajang Inovasi Membangun Negeri

Aji Sofyan EffendiOleh: Aji Sofyan Effendi

(Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Samarinda-Korwil Kaltim)

MELEPAS KETERGANTUNGAN DENGAN SDA.

Saat kita berbicara kaltim, apa yang ada di benak anda ?, ya jawabannya simpel, Kaya akan SDA dan APBD nya sebagian besar berasal dari Dana Transfer Pemerintah, melalui DBH SDA, sebagian penduduk diluar kaltim, telah terbangun Image, Kaltim adalah ”daerah Sugih” nyaman becari duit, ada harapan hidup lebih makmur di kaltim ketimbang daerah lain, Pandangan dan Image yang terbangun sejak puluhan tahun tentang kaltim tersebut, tidaklah salah, faktanya memang demikian, namun Pada periode 2024-2029, pembangunan di Provinsi Kalimantan Timur akan menghadapi tantangan dan peluang yang signifikan. Setelah Pilkada 2024, diharapkan adanya perubahan dalam pengelolaan dan pembangunan yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan berdampak positif bagi masyarakat.

Puluhan seminar, FGD, Diskusi baik dikalangan kampus maupun organisasi masa di dalam dan diluar kaltim atau di tingkat nasional sangat sering membahas persoalan diatas, namun sampai hari ini, jujur kita akui keetergantungan kaltim akan SDA tidak akan hilang dan tidak akan pernah hilang, semasih flatform pembangunan kaltim, tidak ada terobosan yang serius dan konsekwen, issue dan adanya pemikiran ” Industri Hilir SDA ” sebagai jawaban untuk menepis ketergantungan akan hulu SDA sejak era kepemimpinan Gubernur-gubernur Kaltim terdahulu sudah di dengungkan, tapi sampai pada hari ini persoalah hilirasi SDA ini ini, mungkin ada kemajuan tapi masih belum signifikan, mengapa demikian ? Karena pelaku utama entitas bisnis SDA ini adalah Para Pengusaha yang lebih memilih kenapa harus repot-repot mengurus industri hilir SDA kalau keuntungan dengan mengeruk SDA hulu, jauh lebih besar dengan biaya yang relatif kecil ketimbang membangun SDA Hilir. Apakah para pengusaha ini salah, tentu tidak, namun yang perlu dipahami oleh para pengusaha dan pebisnis SDA di Kaltim,  bahwa Kaltim lbukanlah Ruang Hampa dan Kosong,  ada tuannya yaitu GUBERNUR KALTIM DAN PEMERINTAH DAERAH KALTIM, Kekuatan sebagai penyelenggara pemerintahan ini seharusnya ’Menjadi Kartu Truf ” agar pengusaha hulu SDA tersebut mengikuti aturan main gubernur dan pemprop kaltim, Fakta menunjukkan setidaknya saya sampai pada hari ini, belum melihat dan mendengar ada industri minyak makan yang berasal dari sawit yang di produksi dalam bentuk pabrikan dan beredar di seluruh MALL di Indonesia, dengan Label ”Minyak makan Made in kaltim” belum ada juga, Pertamina Kaltim, yang memproduksi migas dan mendistribusikannya ke SPBU dengan Label ” Pertamina Kaltim ” belum ada juga batu bara yang menjadi” Pupuk made in Kaltim ” Batu bara dapat diubah menjadi pupuk melalui proses kimia. Proses ini menghasilkan pupuk fosfat, urea, dan amonium. Pupuk ini penting untuk mendukung sektor pertanian dan merupakan produk yang sangat dibutuhkan dalam meningkatkan produktivitas pertanian, Batubara kaltim juga bisa dijadikan Plastik made in kaltim: Melalui proses kimia tertentu, batu bara dapat diubah menjadi bahan baku untuk menghasilkan plastik. Plastik yang dihasilkan dari batu bara ini memiliki berbagai aplikasi, mulai dari pembuatan kemasan, komponen kendaraan, hingga peralatan rumah tangga.

Ironi, setiap menit ratusan tongkang memuat batubara yang berasal dari kaltim dan berseliweran di sungai mahakam, puluhan tahun lalu sampai sekarang namun masih dalam bentuk produk bahan mentah yang di ekspor keluar daerah kaltim oleh perusahaan raksasa nasional dan swasta, masyarakat kaltim ” gigit jari ” atas permandangan tongkang-tongkang batubara ini, berkali-kali tongkang batubara tersebut ” mehantup Jembatan Mahakam” dan merugikan serta membahayakan nyawa masyrakat kaltim, tapi tidak pernah ada prusahaan tersebut yang sampai ke meja hijau dan dijatuhi hukuman pidana atau perdata.

Oleh sebab itulah, ketergantungan akan SDA ini di priode 2024-2029 yang akan datang oleh Gubernur terpilih harus segera di akhiri, sudah saatnya ada visi misi calon gubernur kaltim yang secara konsisten membuat Perda dan Pergub serta Perkada yang menuangkan ” Haram mengeruk SDA Kaltim tanpa industri hilir ” Persoalannya adalah, Berani atau tidak calon gubernur kaltim yang akan datang berkomiment terhadap hal tersebut diatas, mengingat owner dari SDA kaltim ini adalah Para Petinggi Jakarta dan Investor Luar Negeri yang doyan dengan SDA Kaltim sebagai bagian dari flatform politik nasional dan internasional.

SEKTOR NON SDA YANG PERLU PERHATIAN SERIUS.

Mengembangkan sektor-sektor lain agar tidak terlalu bergantung pada eksploitasi sumber daya alam yang terbatas dan dapat menyebabkan dampak lingkungan yang serius perlu menjadi catatan dalam visi misi calon gubernur kaltim yang akan datang, Berikut adalah beberapa upaya yang  dapat dilakukan Kaltim untuk diversifikasi ekonomi dan keluar dari ketergantungan pada sumber daya alam Pertama, Pengembangan Industri Manufaktur: Pemerintah Kaltim juga  perlu mendorong pengembangan sektor industri manufaktur dengan memberikan insentif kepada investasi dalam bidang ini. Diversifikasi ini dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan nilai tambah produk lokal. Kedua, Pengembangan Energi Terbarukan: Selain bergantung pada energi fosil, Kaltim juga perlu memulai mengembangkan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya, tenaga angin, dan biomassa. Hal ini tidak hanya membantu dalam mengurangi emisi gas rumah kaca tetapi juga membuka peluang investasi baru di sektor energi. Ketiga, Pengembangan Sektor Pertanian: Meskipun memiliki lahan yang relatif sempit dibandingkan dengan beberapa provinsi lain di Indonesia, Kaltim memiliki potensi untuk mengembangkan sektor pertanian dengan teknologi modern, seperti pertanian organik dan hidroponik. Hal ini dapat mengurangi ketergantungan pada impor bahan pangan dan menciptakan lapangan kerja baru. Keempat, Pengembangan Sektor Pariwisata: Kaltim memiliki potensi pariwisata yang belum sepenuhnya dimanfaatkan, termasuk keindahan alam, suku-suku asli, dan budaya lokal yang kaya. Upaya dilakukan untuk meningkatkan infrastruktur pariwisata, promosi destinasi wisata, dan pemberdayaan masyarakat lokal dalam sektor pariwisata. Kelima, Pengembangan Teknologi dan Inovasi: Kaltim juga berupaya untuk menjadi pusat inovasi dan pengembangan teknologi dengan mendorong kolaborasi antara universitas, lembaga riset, dan sektor swasta. Ini dapat membantu menciptakan industri baru berbasis pengetahuan dan meningkatkan daya saing regional. Keenam, Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan: Pendidikan dan pelatihan keterampilan diarahkan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang lebih terampil dan berkualifikasi tinggi, sesuai dengan kebutuhan pasar kerja yang semakin beragam.

Dengan upaya-upaya ini, Kaltim berharap dapat mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam yang terbatas dan berpindah ke model pembangunan yang lebih berkelanjutan dan inklusif.

KETERKAITAN VISI MISI GUBERNUR KALTIM YANG AKAN DATANG DENGAN VISI MISI IKN.

Visi dan misi Kaltim (Kalimantan Timur) serta Indonesia Maju (IKN) secara umum bertujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, kesejahteraan masyarakat, dan penguatan kedaulatan negara. Meskipun Kaltim hanya merupakan bagian dari keseluruhan Indonesia, visi dan misi Kaltim juga harus selaras dengan visi dan misi IKN agar dapat berkontribusi secara optimal terhadap pencapaian tujuan nasional. Berikut adalah beberapa keterkaitan antara visi dan misi Kaltim dengan visi dan misi IKN:

  1. Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan: Kaltim memiliki visi untuk mengembangkan berbagai sektor ekonomi, baik yang berbasis sumber daya alam maupun sektor lainnya, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan visi IKN yang menekankan pentingnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan untuk mencapai Indonesia Maju.
  2. Diversifikasi Ekonomi: Salah satu misi Kaltim adalah mengurangi ketergantungan pada sektor sumber daya alam dan mengembangkan sektor-sektor lain seperti pariwisata, pertanian, dan manufaktur. Diversifikasi ekonomi ini penting dalam menciptakan ketahanan ekonomi dan sejalan dengan upaya IKN untuk mengembangkan sektor-sektor ekonomi baru guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
  3. Pembangunan Infrastruktur: Kaltim memiliki misi untuk memperbaiki dan mengembangkan infrastruktur, termasuk jaringan transportasi dan energi, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan konektivitas antar wilayah. Pembangunan infrastruktur ini juga merupakan salah satu fokus utama dari visi dan misi IKN untuk meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas di seluruh Indonesia.
  4. Pengembangan Sumber Daya Manusia: Kaltim berkomitmen untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan keterampilan. Hal ini penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan daya saing tenaga kerja. Peningkatan kualitas sumber daya manusia juga merupakan salah satu aspek penting dari visi dan misi IKN.
  5. Pemberdayaan Masyarakat: Visi dan misi Kaltim juga mencakup upaya pemberdayaan masyarakat, termasuk masyarakat adat dan lokal, untuk turut serta dalam pembangunan daerah. Pemberdayaan masyarakat ini sejalan dengan semangat inklusivitas dalam visi dan misi IKN, yang menekankan pentingnya melibatkan semua lapisan masyarakat dalam pembangunan nasional.

Dengan memastikan keterkaitan antara visi dan misi Kaltim dengan visi dan misi IKN, Kaltim dapat berperan secara efektif dalam mencapai tujuan pembangunan nasional dan mewujudkan Indonesia Maju yang inklusif, berkelanjutan, dan berdaulat.

Bersambung Part 2.......

Warta Kaltim @2024-Jul

 Baca Juga...

NEXT

WARTA UPDATE

« »