Setelah melaksanakan sebuah Penelitian Penguatan Daerah Penyangga Ibu Kota Negara, Puslatbang KDOD Lembaga Administrasi Negara RI menggelar Webinar (08/12/2020) di waktu 13.00 - 16.00 WIB. menggunakan Aplikasi Zoom dengan Tema “Penguatan Daerah Penyangga Dalam Mendukung Ibu Kota Negara” Menghadirkan Keynote Speech Dr. Adi Suyanto, M.Si Kepala Lembaga Administrasi Negara RI dan 5 (lima) Narasumber yaitu (1) Drs. Andrinof A. Chaniago.M.S. Akademisi dan Pengamat Kebijakan Publik FISIP UI (2) H.M. Misbakhun, SE.,M.H. Anggota DPR RI. (3) DR. Tri Widodo W U,SH.,M.A Deputi KKIAN LAN RI (4) Prof. Mudrajat Kuncoro, Ph.D Rektor Universitas Trilogi, Guru Besar FEB UGM (4) Wawan Sobari,S.IP.,M.A.,Ph.D Dosen Universitas Brawijaya.
Mariman Darto Ketua Panitia “Secara Umum Pemindahan IKN Berhubungan kebijakan tata kelola sumber daya yang ada dilokasi IKN baru dan Daerah Penyanggah IKN, Khusus daerah penyanggah IKN tata kelola untuk hubungan 2( dua) Pertanyaan bagaimana Kesiapan daerah menjalankan fungsinya sebagai Daerah Penyanggah IKN ? dan (2) Bagaimana Strategi kebijakan yang diperlukan untuk Memperkuat fungsi daerah penyangga IKN ?
Adi Suryanto “IKN yang letaknya di Antara PPU dan Kukar, berdasarkan pertimbangan banyak perspektif, mendiskusikan bagaimana pembangunan IKN ini membawa Kemajuan Daerah Penyangga dan Daerah Penyangga bisa memberi kontribusi terhadap pembangunan IKN Baru ini. Maka dari Sekarang kita mulai memikirkan bagaimana arah pebangunan di daerah tersebut”
Misbakhun “Menggeser Peradaban Indonesia dari jawa ke peradaban nusantara, Pemindahan ibukota ke Kalimantan dalam rangka pemerataan pembangunan dan pertumbuhan, ini lompatan besar” Jelasnya
“Penetapan IKN didasari pada lokasinya di tengah Indonesia, tersedia sumber air baku, minim bencana, tersedianya lahan luas milik pemerintah, serta dekat kota Exsiting yang sudah berkembang”
“Visi Pembangunan Ibu Kota Negara Baru (Bappenas 2020) yakni simbol Identitas Bangsa, Smart, Green, Beautiful dan Sustainabel, pendorong pemerataan ekonomi kawasan timur, modern dan berstandar internasional dan tata kelola pemerintahan yang efesien.”
“Perhitungan Bappenas (2020), IKN Kalimantan Timur akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi (PDB Riil) Provinsi Kaltim sebesar 7,3%, pulau Kalimantan 4,7% dan Indonesia sekitar 0,6 %. Investasi Infrastruktur Rp 1 (satu) Triun menciptakan 14.000 Kesempatan Kerja (Pulau Kalimantan 10,5% dan Nasional 1 %)” Tegas Misbakhun.
Sedangkan Andrinof Chaniago dimulai menjelaskan Permasalahan Daerah Penyanggah Kota Balikpapan, Kota Samarinda, Kabupaten PPU, Kabupaten Kukar Hasil Indetifikasi Tim LAN RI, Tujuan Pemindahan Ibu Kota, Migrasi Penduduk, Prinsip Pembangunan daerah- daerah Penyanggah IKN.
Mudrajat Kuncoro ini Menganalisis IKN dengan Integrasi analisis “ Economic, Geography,and Strategy”, Mudrajat Menjelaskan Tahun 2015 Jakarta Menjadi Kota Mega terpadat urutan 8 di dunia, selain masalah Jakarta, Ketimpangan Antar Wilayah diulas, Policy Mix Makro yang menjadi terobosan kebijakan, serta skema pembiayaan IKN
Wawan Sobari menjelaskan indikator daerah Penyanggah IKN Tahun 2019, Indeks Kesiapan E-Service, Design Leadership, Design Coloborations 4 Daerah Penanggah dan Kaltim,
Tri Widodo : Menjelaskan Implikasi IKN, segi Manajemen Tata ruang, Infrastruktur, Politik dan pemerintahan, Ekonomi, Sosial Budaya. Kalimantan adalah 1 Daratan 3 Negara, Konektivitas antar wilayah sangat rendah, logistic cost tinggi, Berlimbah SDA Namun Miskin added-value, Belum terbangun konsep pembangunan yang inklusif & terintegrasi, Maka Kaltim hanalah “Lokasi” IKN, Namun Membangun IKN bukan hanya membangun Kaltim, Perlu dibangun Konsep Silidarity Hulu-Hilir, Desa-Kota, Pusat- pinggiran.
Warta Kaltim @2020-Juliati