NEWS:

  • Berhasil Capai Kinerja Unggul, Jasa Raharja Raih Penghargaan dari The Asian Post
  • Sudoyo Plt. Kepala BKKBN RI: Pembangunan Kependudukan Konsentrasi pada Penduduk Usia Produktif
  • Rivan A. Purwantono Tekankan Semangat Sinergi dan Kolaborasi dalam Rakernas Serikat Pekerja Jasa Raharja 
  • Sukseskan Moto GP Mandalika, Rivan Purwantono dan Kakorlantas Polri Cek Kesiapan Pengamanan Personel
  • Jasa Raharja Raih Penghargaan Transformasi Layanan Publik dalam Ajang Inovasi Membangun Negeri

Banjir melanda kawasan ibu kota negara baru tepatnya di Desa Suka Raja, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara.SEPAKU– Banjir melanda kawasan ibu kota negara baru tepatnya di Desa Suka Raja, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara. Belakangan diketahui peristiwa tersebut terjadi setelah hampir dua tahun wilayah terdampak tidak mengalami banjir.

Muhammad Hafid selaku warga lokal menyampaikan banjir masuk pemukiman dikarenakan hujan deras mengguyur pada saat tengah malam, pukul 12.00 WITA. Air mulai meninggi ketika sahur hingga waktu subuh ke daratan menyebabkan beberapa lantai rumah warga terendam banjir.

“Biasanya banjir ini dikarenakan hujan deras dan pasang di daerah hulu. Kondisi seperti ini surut biasanya sore hari. Tapi kalau banjirnya sore, maka pagi hari kemudian baru surut.” Kata Hafid, warga setempat, Jumat (06/4/2023).

Sebagai lokasi terkena imbas pelebaran sungai, banjir kali ini menjadi kenangan tersendiri bagi para warga lokal khususnya RT 024-025 yang rumahnya terendam oleh air bah tersebut. Terdapat setidaknya 25 kepala keluarga terdampak banjir. Sedangkan sebanyak 3 sampai 7 rumah yang tercatat lantai-lantai mereka dimasuki genangan banjir.

 “Banjir sudah terjadi sejak transmigrasi, namun kali ini termasuk banjir besar. Asalnya dari air hulu meluap karena dilakukan penebangan besar-besaran. Daerah hulu dulunya daerah kelokan yang ditimbun, artinya tampungan-tampungan jadi tidak ada.” Terangnya.

Hafid menambahkan bahwa sebelum IKN hadir lebih dulu banjir telah terjadi di wilayahnya. Akan tetapi rupanya banjir dirasa semakin parah.

 “Kalau masuk rumah sebatas dekat lantai sekitar 2 atau 5 centi.Beda kalau di permukaan sekitar 50 sampai 75 centimeter.” Katanya.

Kedepan akan dilakukan pelebaran sungai dari BWS (Balai Wilayah Sungai) Samarinda sehingga beberapa rumah kemungkinan menjadi tergusur. Perubahan samacam itu dilakukan tujuannya agar kondisi dapat lebih aman dari sebelumnya.

“Kalau kami sebenarnya lihat dari kondisi hulunya, terakhir tahun 2021 sudah ada perubahan, banjirnya sudah tidak seberapa. Tapi sebelumnya banjir bahkan terjadi hampir 4 sampai 5 kali selama setahun. Ada juga program dari Suka Reja karena dulu kami sebut sungai berular sekarang daerah hilirnya sudah dinormalisasi.” Jelas Hafid.

Ia mewakili warga desa pun berharap semoga kedepannya keadaan bisa perlahan-lahan menjadi jauh lebih aman.

Warta Kaltim @2023-Cindy Elysa


 

NEXT

WARTA UPDATE

« »