NEWS:

  • Seluruh Korban Meninggal Dunia Akibat Tabrakan Minibus Vs Sepeda Motor di Langkat Mendapat Santunan Jasa Raharja
  • Jasa Raharja Jamin Seluruh Penumpang Bus Pariwisata yang Mengalami Kecelakaan di Tol Pandaan-Malang
  • Pastikan Kesiapan Seluruh Personel, Rivan A. Purwantono Pimpin Apel Pengamanan Mudik Nataru Jasa Raharja
  • Hadiri Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin 2024, Jasa Raharja Sampaikan Komitmen Dukung Upaya Strategis Seluruh Stakeholder
  • Terlibat Aktif dalam Posko Terpadu Angkutan Nataru 2024, Dewi Aryani Suzana Sampaikan Peran Kurusial Jasa Raharja

Fathur Rachim Ketum HIPPER IKN Semestinya Menjadi Pendorong Meningkatkan Taraf Pendidikan di KaltimSAMARINDA – Mutu pendidikan di Indonesia masih terbilang rendah.  Sebagaimana hasil survei evaluasi sistem pendidikan dunia ( Programme for International Student Assessment /PISA).  PISA menyatakan pendidikan di Indonesia sejak era tahun 2000-an hingga sekarang konsisten selalu berada di bawah rata-rata. IKN sudah semestinya menjadi pendorong dalam meningkatkan taraf pendidikan di Kaltim”.

Demikian disampaikan Ketua Umum Harmoni Pendidik Pengajar (HIPPER) Indonesia, Fathur Rachim, S.Kom, M.Pd, dalam perbincangan tentang pendidikan Kaltim. di Education Center, Senin (27/02/2023).

“Sudah dua puluh tahun sistem pendidikan Indonesia tidak bergerak dan masih berjalan pada tempatnya. Artinya, pendidikan bukan hanya masalah untuk Kalimantan Timur semata tetapi secara nasional pendidikan kita terbilang sakit. Bank Dunia mengatakan masyarakat Indonesia adalah functionally illiterate. Artinya masyarakat kita bisa membaca tetapi tidak paham dengan apa yang dibaca, tidak paham maksud isinya. Demikian hasil PISA juga tidak berubah meski sudah gonta-ganti kurikulum. Konsep literasi kita kacau. Bukan sekadar memahami, ada empat tingkatan literasi yang perlu dikuasai. Mulai dari membaca, memahami, menulis, sampai pada tingkat berbicara.” Ungkapnya

Mantan perkumpulan guru IT menambahkan Pendidikan ideal adalah bagaimana strategi Kaltim dalam mewujudkan pendidikan semestinya mampu membuat masyarakat mereka memiliki akses untuk masuk ke dalam kawasan IKN   dengan kemudahan dari sisi pendidikan yang lebih unggul sumber daya manusianya. Perlu digaris bawahi, masuk disini bukan hanya sekadar untuk bekerja, namun juga seperti apa mereka nantinya berinteraksi sosial yang termasuk dalam konsep pendidikan itu sendiri.

“IKN sudah semestinya menjadi pendorong dalam meningkatkan taraf pendidikan di Kaltim, namun gelagatnya belum juga terlihat. Persiapan apa yang kita punya? Ada, baru sebatas menyediakan pelatihan-pelatihan dalam bentuk sertifikasi. Namun di era sekarang, jangan dulu melihat itu. Ijazah nomor kesekian untuk dilihat. Karena yang sebenarnya mereka cari adalah kompetensi. Memang sertifikat membuktikan keterampilan, tetapi belum tentu juga.” Tutur Fathur.

Pendidikan yang ideal memerlukan perlakuan khusus yang proporsional. Dalam hal ini tidak hanya berbentuk infrastruktur mendukung karena infrastruktur merupakan cover bagi pemenuhan kebutuhan tenaga kerja yang merupakan bagian kecil dari pendidikan. Hal lain yang diperlukan ialah tenaga pendidik yang harus diupgrade. Dimulai dari guru-guru atau pendidik level bawah di pedalaman yang belum terjangkau. Demikian supaya kurva normal pendidikan dapat terbentuk sehingga tidak terjadi ketimpangan. Selain itu diperlukan kompetensi yang mumpuni dengan cara melatih dan mengembangkan kemampuan tenaga pendidik.

Fathur juga menyampaikan bahwa saat ini kita masih fokus pada konstruksi IKN dan belum memotret bagaimana pasca konstruksi nanti. Sangat mengkhawatirkan apabila masyarakat kita hanya menjadi penonton di wilayah mereka sendiri. Lantas ia menawarkan gagasan terkait diadakannya peelatihan masyarakat melalui pola pemagangan yakni dengan memberikan pelatihan yang bisa langsung praktik ditempat. Hal ini dinilai sebagai upaya memberikan kesempatan pada masyarakat Kaltim.

“Pertama-tama Pekerjaan Rumah (PR) kita merubah mindset sumber daya manusianya. Bukan berarti mustahil untuk dilakukan. untuk mewujudkan hal ini, diperlukan sinergritas antara perguruan tinggi dan stakeholder daerah untuk bersama-sama merancang sebuah program khusus yang dilaksanakan secara bertahap mulai dari jangka pendek, menegah sampai jangka panjang sehingga bisa menghasilkan sumber daya manusia berkualitas.” Tutur Fathur.

IKN harapannya bisa menjadi pembias ke daerah-daerah penyangga. Membawa perubahan dalam bentuk kultur baru yang mengimbas ke dalamnya. IKN telah didesain sedemikian rupa, tinggal bagaimana Kaltim menghadapi dan menyikapinya dengan meningkatkan kualitas usmber daya manusianya. Begitu banyak peluang bagi kita, namun banyak juga hambatan dan tantangannya.

Warta Kaltim @2023- Cindy


 

NEXT

WARTA UPDATE

« »