SAMARINDA – Setiap orang punya peluang yang sama untuk terpilih menjadi pemimpin di Otorita, tentu saja akan kembali lagi yang menentukan, pertama kembali ke atas, presiden dalam hal ini dan tentunya pasti akan melihat rekam jejak, kemudian akan melihat potensi sumber daya manusia (SDM) di Kalimantan Timur yang ada dan yang lebih penting adalah kesanggupan, kesiapan serta bagaimana visi-misi ataupun program masyarakat yang bersangkutan, “kepemimpinan kedepankan harus visioner”, Tutur Budiman,S.IP. M.Si Pengamat Politik dan Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Mulawarman (UNMUL), menanggapi terkait Persiapan Kepemimpinan Masyarakat Kaltim di IKN, Kampus Pemerintahan Integratif (PIN), Kota Samarinda, Selasa (08/11/2022).
“Setiap orang memiliki hak untuk dipilih maupun dipilih, hal ini sudah menjadi pengetahuan umum. Cuma kalau kita berbicara dalam konteks IKN, kepemimpinan itu kan sudah terisi dalam artian IKN ini kan berbentuk badan Otorita dan itu sudah menjadi kewenangan dari presiden untuk menunjuk siapa pemimpin disana, kepalanya kan sudah ada, wakilnya sudah ada, terakhir kan ada beberapa deputinya. Nah akan tetapi kepemimpinan itu kan akan berganti terus, akan berproses terus, artinya kita bisa katakan sebagai plus minus kepemimpinan di IKN itu kan penunjukkan, bukan pemilihan artinya siapa yang diinginkan oleh pucuk pemimpin teratas dalam hal ini presiden, maka otomatis itulah yang akan menjadi pemimpin di sana kita bahasakan kepala Otorita atau kita bahasakan ketua Otorita”, tegas Budiman.
“Saya menganggap hal ini sebagai sebuah tantangan dalam konteks sekarang, dalam masa sekarang kita bisa melihat yang memimpikan dari luar nih, ini kan sebenarnya bisa menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat Kalimantan Timur untuk membuktikan dirinya bahwa dia mampu, bahwa dia bisa”, tutur Budiman.
“Lanjut, kalau melalui proses pemilihan kita bisa membangun modal sosial di IKN itu, artinya bagaimana bisa membuat pemilih untuk memilih kita, nah itu kan bisa dilihat dari rekam jejak dan kerja kita selama ini, itu kan kalau dilihat dari pemilihan langsung. Nah yang jadi persoalan adalah ini bukan pemilihan langsung, jalan pendeknya sebenarnya adalah bagaimana bisa bersinergi atau bisa dekat dengan kekuasaan dalam artian dekat dengan presiden. Nah orientasi kedepan inikan presiden berakhir tahun 2024, artinya kedepan sampai 2024 yang menentukan pasti masih presiden Jokowi, kita bisa melihat yang dalam lingkaran Jokowi siapa? “
Menurut Budiman, lingkaran presiden Jokowi sekarang misalnya adalah orang-orang yang dekat dengan PDIP, orang-orang yang berkoalisi dengan PDIP dalam kekuasaan sekarang, baik itu PPP, PKB, Golkar dan lain-lain. Kemudian ada Nasdem cumakan persoalannya sekarang, Nasdem itu mendukung Anies Baswedan, tetapi itukan diluar kekuasaan artinya hal ini bisa menjadi pertimbangan khusus kalau presidennya masih Jokowi, jadi tidak akan jauh dari lingkaran presiden yang ada sekarang atau tidak akan jauh dari koalisi yang ada sekarang. Jadi artinya apa? disamping harus menampilkan kemampuan, kesiapan, serta kesanggupan, SDM yang ada di Kaltim ini harus bisa bersinergi dengan kekuasaan yang ada sekarang, harus bisa memperlihatkan kemampuannya dengan penguasa sekarang, ibarat kata bagaimana kita mau ditunjuk kalau kita tidak punya prestasi? (Konsep).
“Jadi konsep prestasi dan kedekatan adalah dalam artian dikenal kemampuan kita. Banyak orang mampu, banyak orang sanggup, banyak orang siap tapi kalau tidak dikenal oleh pengambil keputusan kan berat juga. Ini adalah tantangan kedepan sebenarnya bagi masyarakat Kalimantan Timur, bagi yang ingin menjadi bagian dari kepemimpinan di IKN nantinya. Artinya apa? Dia harus bisa memperlihatkan SDM-nya, kemudian dia harus bisa bersinergi dengan penguasa yang ada sekarang atau bisa juga peluang bersinergi dengan penguasa kedepan di tahun 2024 atau presidennya siapa?”, tutur Budiman.
“Jadi intinya satu sebenarnya, kalau mau berkiprah dalam sebuah kepemimpinan, maka otomatis yang harus dikembangkan adalah SDM pribadi artinya kita harus mengembangkan kapabilitas kita, kemampuan kita, terutama dalam bidang kepemimpinan. Kalau sifatnya pemilihan, yah otomatis dalam konteks Indonesia sekarang, setiap kompetisi atau setiap pesta demokrasi itukan harus disiapkan pendanaan, kalau konsepnya pemilihan. Tapi kan yang terjadi sekarang adalah penunjukan, artinya apa? Harus kita bisa melihat, tunjukkan prestasi kita, tunjukkan kemampuan kita, program kita apa, konsep kita apa, nah otomatis akan dilihat oh ternyata masyarakat Kalimantan Timur ada beberapa orang yang memiliki kapabilitas atau kemampuan untuk memimpin badan Otorita itu. Kemudian setidaknya satu, harus masuk dalam ring-ring kekuasaan yang ada atau koalisi yang ada, karena kalau tidak akan sangat-sangat susah karena itu sudah pakemnya, jadi harus bisa masuk dalam ring-ring kekuasaan terutama yang berkaitan dengan pusat. Artinya apa? Misal sekarang koalisi jokowi yang ada di ring kekuasaan pusat, berarti tidak menutup kemungkinan yang akan naik adalah dari ring-ring mereka itu, karena tidak mungkin dari orang yang menjadi oposisi, misal oposisi dalam Pilpres kemaren yang akan diangkat, kita harus realistis” tutur Budiman.
“Jadi sebenarnya kan kembali ke tujuan awal, IKN ini diadakan dengan pertimbangan pemerataan pembangunan salah satunya artinya apa? IKN yang menjadi salah satu alasan adalah karena ada ketimpangan pembangunan, misal di Jawa terutama di Jakarta dengan struktur APBD-nya yang begitu melimpah sementara Kalimantan Timur pendapatannya yang begitu banyak tapi APBD-nya hanya 11 triliun. Jadi setidaknya harapan saya dengan berpindahnya IKN ke Kalimantan Timur, ada multi layer efeknya dari sisi ekonomi kepada masyarakat sekitar. Jadi dari sisi ekonominya apa? Pendapatan masyarakat akan meningkat, tumbuh ekonomi-ekonomi baru, sumber pendapatan-pendapatan baru, yang bisa menjadikan masyarakat Kalimantan Timur dilihat dari sisi ekonomi akan tinggi pendapatannya, dan peluang-peluang kerja yang ada setidaknya bisa mengakomodir SDM yang ada di Kalimantan Timur sehingga meningkatkan pendapatan daerah. Yang terpenting sebenarnya sekaligus menjadi kekhawatiran masyarakat sekitar Kalimantan Timur yaitu perlindungan kepada adat-istiadat dan masyarakat adat, yang kental dengan budaya-budaya lokal itu, jadi itu yang harus bisa dijaga. Tetapi secara umum pembangunan IKN diharapkan dapat berdampak dari sisi ekonomi akan meningkat bagi masyarakat Kalimantan Timur, kemudian pembangunan akan meningkat termasuk prasarana jalan dan lain-lain karena itu kan menjadi persoalan utama di Kalimantan Timur ini, kemudian terakhir perlindungan terhadap adat-istiadat yang ada”, tutup Budiman.
Warta Kaltim @2022- Reynaldy Poppy Latief