Kasta

Sistem kasta adalah bentuk stratifikasi (Stratification) sosial yang mana kasta-kasta diatur secara hierarkis dan terpisah satu sama lain melalui ritual pemurnian. Strata terendah disebut 'yang tak ter-sentuh' karena mereka dikeluarkan dari pelaksanaan ritual yang memberi pemurnian religius. Dalam sistem hierarkis ini setiap kasta lebih mumi secara ritual daripada kasta di bawahnya. Sistem kasta adalah contoh penutupan sosial (social closure) yang menutup akses kekayaan dan prestise bagi kelompok sosial yang dikeluarkan dari ritual pemur¬nian. Segregasi ritual ini selanjutnya diperkuat oleh peraturan endogami (endogamy).

Menurut studi M. Weber di India (1958), kasta merupakan gambaran penting penjenjangan sosial oleh prestise dan merupakan bagian dari kepentingan kelompok pariah. Jika kasta dipelihara oleh penutupan sosial, kasta diakibatkan oleh segregasi kelompok etnik ataupun spesialisasi pekerjaan. Dalam kedua kasus itu kasta mengatur akses kepada pasar dan prestise sosial melalui perjuangan kompetitif antarkelompok.

Ada perdebatan mengenai apakah sistem kasta hanya spesifik pada kebudayaan Hindu ataukah karakter utamanya dapat ditemukan pada masyarakat lain yangmemiliki strata yang hierarkis dan endogamis. Pada posisi pertama, kasta tidak dapat dipisahkan dari definisi sistem kasta yang hanya khusus pada masyarakat Hindu. Pada argumen yang kedua, istilah kasta diperluas untuk menjelaskan stratifikasi kelompok etnik se¬perti di Amerika Serikat bagian selatan.

Walaupun sistem kasta Hindu dibagi menjadi empat kasta utama (Brahmana, kesatria, Waisya, dan Sudra), pada tingkat lokal kasta itu lebih beragam lagi: kasta utama dibagi menjadi sub-kasta yang disebut jali. Prinsipnya, seseorang lahir sebagai bagian sebuah kasta dan tidak mungkin terjadi mobilitas sosial antarkasta. Namun, dalam praktiknya, subkasta dapat memperbaiki posisinya dalam hierarki prestise. Kelom- pok yang berhasil memperoleh atau meniru praktik ritual kasta bergengsi itu dapat naik kelas sosial melalui proses yang disebut sanskritisasi.

Sistem kasta mendapat perhatian karena: (1) menjadi alternatif terhadap pandangan tentang kelas sebagai prinsip stratifikasi sosial, (2) dianggap menghambat pembangunan ekonomi, khususnya ekonomi kapitalisme, karena kasta menghambat mobilitas tenaga kerja. Harus dicatat bahwa orang-orang yang berbeda kasta tidak dihambat untuk bekerja sama. Seperti yang dicatat Weber, aturan kasta biasanya hilang di tempat kerja. Dengan kemungkinan terakhir ini dan fakta adanya mobilitas, pendapat bahwa kasta menghambat industrialisasi dan mobilitas tenaga kerja banyak diperdebatkan dalam ilmu sosial.

Lihat juga: ethnic group, world religions.