Oleh: Wilda Isna Kartika, M.Pd*
PGPAUD – Universitas Mulawarman
Pembangunan karakter merupakan salah satu dari bentuk kesiapsiagaan bela negara. Hal ini bisa dilakukan melalui pembinaan tentang kesadaran bela negara. Tujuannya agar memperkuat dan mengembalikan jati diri bangsa kita. Saat ini karakter bangsa kita menjadi sebuah perbincangan yang sangat ramai, karena lunturnya moralitas anak muda saat ini. Sehingga perlu adanya penanaman kesiapsiagaan bela negara sejak usia dini. Selain itu, tujuan lainnya yaitu agar kelak anak memiliki sikap dan tekad yang utuh dalam mencintai negaranya.
Kesiapsiagaan dapat diartikan sebagai keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik fisik, mental maupun sosial untuk menghadapi situasi yang beragam. Sedangkan bela negara adalah sebuah sikap yang dilakukan secara suka rela untuk menjaga, merawat dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara yang berlandaskan rasa cinta terhadap NKRI. Kesiapsiagaan bela negara yang akan ditanamkan adalah sebagai permulaan untuk menumbuhkan sikap bela negara yang diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari, dalam rangka menangani permasalahan lunturnya moralitas bangsa. Hal tersebut tidak hanya berlaku untuk anak muda maupun orang dewasa saja, namun akan lebih optimal pelaksanaannya jika ditanamkan sejak usia dini. Hal ini disebabkan karena usia dini merupakan masa keemasan, masa ketika otak dan fisik anak berkembang dan bertumbuh secara pesat.
Masa usia dini dapat disebut juga sebagai masa kritis. Ini merupakan waktu yang tepat untuk terbentuknya fondasi perkembangan dan pertumbuhan anak, terutama pada kecerdasannya. Jika anak memperoleh banyak pengalaman baru yang merupakan hal yang baik, maka pengalaman tersebut saja tertanam kuat pada alam bawah sadar anak yang akan diingat hingga dewasa, begitu pun sebaliknya. Pada masa ini, anak juga berada pada tahap pembentukan kepribadian, sehingga masa inilah yang cocok untuk penanaman sikap kesiapsiagaan bela negara.
Adapun manfaat dari pelaksanaan kesiapsiagaan bela negara yaitu dapat membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain; membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan perjuangan; membentuk mental dan fisik yang tangguh; dan membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat dan kepedulian antar sesama. Selain itu, ruang lingkup dari nilai-nilai dasar bela negara. Hal tersebut meliputi cinta tanah air; kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara; rela berkorban untuk bangsa dan negara; memiliki kemampuan awal bela negara; dan semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur.
Strategi penanaman nilai dasar bela negara pada anak usia dini dengan melaksanakan pembiasaan. Ruang lingkup nilai dasar negara yang dapat ditanamkan kepada anak usia dini yaitu dalam kemampuan awal bela negara. Kemampuan tersebut dapat terbagi menjadi dua hal yaitu kesiapsiagaan jasmani dan kesiapsiagaan mental. Hal yang bisa diterapkan dalam kesiapsiagaan jasmani pada anak usia dini salah satunya dengan mengajarkan tentang pola hidup sehat, dimana setiap harinya dapat dilaksanakan sebuah pembiasaan baik di sekolah maupun di rumah dengan membiasakan anak untuk menjaga kebersihan seperti halnya mencuci tangan sebelum dan setelah makan, membuang sampah pada tempatnya dan mengajak anak untuk melakukan olahraga sederhana yang sesuai dengan usia dan perkembangan anak.
Pada indikator cinta tanah air dapat diterapkan kepada anak usia dini dengan memberikan cerita yang bisa menumbuhkan rasa bangga anak kepada NKRI. Selain itu juga mengajak anak untuk bangga menggunakan hasil produk bangsa Indonesia, karena saat ini anak-anak usia dini pun sudah mulai mengenal barang-barang buatan luar negeri dan mereka menganggap jika menggunakan barang tersebut merasa lebih keren. Pengenalan Pancasila juga dapat dimulai sejak usia dini, diawali dengan mengajak anak untuk menirukan, menghafalkan dan mengajak mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari seperti mempercayai adanya Tuhan; saling menghargai antar agama, suku, ras, dan budaya, membiasakan anak mengucapkan salam, senyum, sapa; membiasakan anak bekerja sama dan mengajarkan untuk menolong sesama dsb. Dengan melakukan strategi pembiasaan dan konsistennya melaksanakan hal tersebut maka anak terciptanya pembentukan karakter yang baik di masa mendatang.
*Penulis Wilda Isna Kartika, M.Pd - Peserta LATSAR CPNS Angkatan XXX Puslatbang KDOD