Samarinda. Indonesia sebagai negara terbesar ke kedua di dunia setelah Tiongkok sebagai penyumbang sampah plastik di lautan. Dalam rangka itu Panitia Gerakan Pengurangan Sampah Plastik Pembangunan Sosial (Gerustik Pemsos) berkerjasama dengan Radio Republik Indonesia (RRI) Samarinda mengelar Dialog dalam program Hallo Kaltim, menghadirkan 5 (lima) Narasumber: (1) Zuber Kepala Seksi Pengawasan Koperasi Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Timur (2) Noor Utami,ST.,M.Si Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur (3) Wisnu Ahmaddin,S.Sos Community Development Specialist - PT Kaltim Nitrate Indonesia (4) Dr. Sukapti Ketua Gerakan Pengurangan Sampah Plastik (Gerustik)/ Koordinator Prodi. Pembangunan Sosial Fisip Unmul dan (5) Sarifudin, S.Sos.,M.Si Penggiat Gerustik. Acara dipandu Marga Rahayu di siarkan langgsung menggunakan kanal Pro 1 RRI Samarinda Frekuensi FM 97,6 Mhz dan AM 1215 Khz, melalalui Zoom dan Streaming YouTube di Facebook RRI jam 09.00-10.00 Wita, 13/11/2021.
Dalam dialog ini Sukapti menjelaskan : “Kami ini perlu berpartisipasi untuk membantu mengurangi volume sampah plastik, dari observasi maupun survei ternyata volume sampah plastik meningkat pesat, jumlahnya begitu besar karena perilaku kita sendiri, ini menunjukkan perilaku yang belum ramah lingkungan, kita masih boros menggunakan bahan-bahan plastik sekali pakai. Pengamatannya di Pasar tradisional itu banyak menggunakan kantong plastik kresek, 5-7 plastik yang digunakan hanya untuk membawa barang dari pasar ke rumah setelah itu dibuang" Tegasnya
“Satu sisi kita tekan volume sampah plastik di sisi lain kita meningkatkan produk UMKM, program ini di sambut baik oleh Pak Roby Disperindagkop Kaltim dan PT. KNI”
“Kami coba membantu, ini adalah program bersama, menjadi gerakan semuanya dari segala lapisan, syaratnya adalah kesediaan, intinya melibatkan diri. Kita bagian dari solusi bukan bagian dari masalah, isu lingkungan sejak tahun 1960an sudah ada yang dibutuhkan tindakan nyata”
"Saya tetap optimis untuk melakukan gerakan sosial perubahan perilaku. Dua inti perlu dilakukan adalah menyampaikan pesan itu berulang-ulang dan bersama-sama secara masif" Tegas Sukapti.
Wisnu Ahmaddin menjelaskan “PT.KNI Tahun 2019, 2020, 2021 Kita mendapat penghargaan dalam Indonesia Green Awards kemudian kita di tahun 2020 kita juga mendapat penghargaan Indonesia CSR Award dalam kategori pengolahan limbah sampah plastik daur ulang. Tahun 2018 Pemerintah Kota Bontang juga mengeluarkan Perwali pengurangan produk plastik sekali pakai, sehingga program ini sangat sinergis. “
"Kalau kita bicara CSR bagaimana sinergis antara perusahaan, masyarakat dan pemerintah”
“Tantangannya justru ada di masyarakat mulai rendahnya kesadaran masyarakat mengurangi sampah plastik. Program ini kami menyiapkan 2000 tas, kami membuka diri bagi perusahaan lain berkaborasi, bukan kompetisi, kalau kompetisi maunya jadi superman bukan super tim” Tegasnya
Zuber menjelaskan: “Dinas Perindagkop Provinsi Kalimantan Timur sebenarnya sangat mendukung kegiatan ini. Beberapa kegiatan kami juga mengajak teman-teman gerakan pengurangan sampah plastik ini untuk menyampaikan materi kegiatan kegiatan kita, bintek dan pelatihan. Nah kami juga berharap ke depannya kegiatan ini terus berlanjut di 2022, kemudian nanti kita di dalam membantu itu kita ajak pada kegiatan-kegiatan kita baik itu di bidang Koperasi, di bidang perdagangan, mengadakan kegiatan juga di bidang industri, kita dukung” Tegasnya
“Kesadaran masyarakat kurang untuk menanggulangi plastik ini, telihat ketika banjir sampah masyarakat itu keluar dari paret"
"Produk daur ulang sampah plastik dari UMKM ini, Kami harap berkembang jadi koperasi. Ada satu koperasi bentukan Provinsi, Koperasi sampah sehingga terjadi pengurangan sampah plastik karena ada produk daur ulang"Tegas Zuber
Sedangkan Sarifudin Penggiat Gerustik Menjelaskan: “Menggunakan tas berulang ulang, tas daur ulang, bisa membuat lingkungan lestasi juga meningkatkan nilai tambah bagi UMKM, Kita ikut menyelamatkan habitat laut yang terdampak plastik. Plastik juga menjadi sampah yang bisa menyumbat parit-parit yang menambah banjir"
"Indonesia urutan ke dua, India urutan duabelas, Amerika Serikat urutan duapuluh penyumbang sampah plastik di lautan. Ini menandakan ada persoalan di masyarakat kita. Perlu adanya penyadaran, masyarakat untuk mengurangi sampah plastik"
"Kami ada 250 tim pengerak yang sudah mensosialisasikan penggunaan tas berulang-ulang produk UMKM, hingga saat ini 1.675 orang yang sudah tersosialisasi pengurangan plastik. Program ini maupun ada kesulitan dihadapkan masa pandemi, disamping ada kendala menditribusikan Tas UMKM pengganti kantong kresek ke seluruh kabupaten/ kota mengingat luasnya Kalimantan Timur ini. Karena program ini adalah program penyadaran masyarakat, ini tidak mudah” Tegasnya
“Kantong Plastik 10 milyar lembar atau sebanyak 85.000 Ton kantong plastic terbuang kelaut,”
“Selain edukasi, aksi, perlu sosialisasi biar jadi budaya popular, terwujudnya sanksi sosial, Penting Perlu Adanya Peraturan Daerah (Perda) Kaltim untuk Program ini"
"Hingga saat ini kami telah dan terus membagi Tas pengganti kantong plastik ke Sekolah-Sekolah, DPRD, Birokrasi, hingga Ke Pasar-Pasar (Masyarakat) ” Tegas Sarifudin.
Utami dari DLH Prov. Kaltim mengawali dengan Salam 5 (lima) M, Rindu Bang Ramli. "M pertama adalah mengurangi, M yang kedua memilah, M yang ketiga memanfaatkan, M yang keempat mendaur ulang, M yang kelima menabung di bank sampah. Jadi 5 M ini yang akan menjadi iklan kami di dinas lingkungan hidup dalam memberdayakan bank sampah karena nanti bank sampah Ini akhirnya akan jadi UMKM juga, produk lokal. Kedepan Bank sampah ini berbentuk Koperasi agar berdaya"
“Secara nasional punya target untuk penanganan sampah plastik di lautan di tahun 2025 sebesar 70%. Hasil ada beberapa yang di teliti Penelitian bahwa ikan kita juga mengandung plastik. Program Penanan Sampah Plastik yang saat ini dilakukan oleh KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI) dan nanti kami di tahun depan juga akan melakukan pemantauan sampah di pantai sekitar pantai. Kaltim tujuh kabupaten kota yang punya wilayah lautan: Pasir, Penajam Paser Utara, Balikpapan, Bontang, Kutai Kartanegara, Kutai Timur dan Berau”
"Tahun 2020 plastik di Kalimantan Timur itu sehari 360 ton, apakah mau nantinya kita akan tidur dengan sampah plastik, apakah mau anak-anak kita main di sungai dengan sampah plastik, makanya dari sekarang kita ajak semua pengurangan sampah plastik. Perlu ada lebih banyak perusahaan yang terlibat” tegas Utami
Diakhir Acara Marga Rahayu sebagai Host menyatakan “Saatnya tidak perlu menyalahkan siapa siapa tetapi harus mulai dari diri sendiri, mulai menggunakan tas belanja yang bisa di gunakan berulang kali yang ramah lingkungan untuk menyelamatkan lingkungan kita di masa depan”
Warta Kaltim @2021 *Juliati